Assalamu'alaikum ! Salam sejahtera untuk para guru dan orang tua siswa. Anies minta orang tua untuk menemui guru dan tak hanya mengantar anak ke depan gerbang sekolah.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan berbaur dengan masyarakat yang tengah berolahraga di sekitar Jalan Merdeka Barat, Jakarta, Minggu (17/7/2016) pagi, saat hari bebas kendaraan bermotor.
Saat itu, Anies tengah mengkampanyekan mengantarkan anak pada hari pertama sekolah, Senin (18/7/2017).
Dengan kemeja putih dibalut rompi warna hitam, Anies bertemu masyarakat yang melintas di sekitar di Bundaran Patung Kuda.
Anies menyapa anak-anak hingga orangtua. Kepada orangtua, Anies mengingatkan untuk mengantarkan anak pada hari pertama sekolah, Senin besok.
"Iya Pak siap saya antar," kata seorang ibu.
Anies mengatakan, mengantarkan anak pada hari pertama sekolah penting dilakukan. Menurut dia, orangtua tidak hanya mengantarkan anak sampai depan pintu gerbang. Namun, orangtua perlu bertemu dengan para guru atau wali kelas.
Anis menambahkan, pihaknya telah memberikan penjelasan kepada para guru apa saja yang perlu dilakukan saat bertemu orangtua siswa. Ia berharap ada interaksi antara guru dan orangtua.
"Karena kita tahu pendidikan Itu kolaborasi antara pendidik di rumah dan pendidik di sekolah. Kolaborasi hanya bisa terjadi jika ada komunikasi," ucap Anies.
Anies bersyukur setiap tahun dirinya dapat mengantarkan anaknya ke sekolah. Anies dan istrinya membagi tugas mengantarkan ketiga anak mereka ke sekolah.
"Alhamdullilah saya setiap tahun mengantarkan anak ke sekolah. Mikail Azizi masuk SMA, Kaisar Hakam naik kelas 6 SD, Ismail Hakim naik kelas 2 SD. Karena ada tiga, kita sebar nanti mengantarkannya," kata Anies.
Anies mengaku memilih sekolah anaknya yang dekat dengan tempatnya bekerja sehingga bisa mengatakan anaknya ke sekolah lebih dulu. Usai sekolah, sang anak akan datang ke kantor Anies dan pulang bersama.
"Kadang-kadang gurunya kikuk. Saya datang sebagai orangtua bukan sebagai menteri pendidikan, tugas saya sebagai ayah," ucap Anies.
Anies menegaskan bahwa imbauan mengantar anak ke sekolah merupakan bentuk kehadiran negara di sekolah sesuai program Nawacita.
Selain itu, Anies kembali mengingatkan larangan perpeloncoan kepada murid baru.
"Anak dititipkan ke sekolah untuk dididik. Bukan untuk ditindas, bukan untuk dipermainkan," kata Anies.
Laporkan pungli
Dalam kesempatan itu, Anies juga menyesalkan masih adanya pungutan liar yang terjadi di sekolah. Walau telah diawasi, pungutan liar seringkali terjadi di bawah tangan.
Dengan jumlah pungutan yang relatif kecil, masyarakat seringkali menganggap hal yang biasa. Dampaknya, masyarakat malas untuk melaporkan.
"Misalnya mau ambil rapor bayar Rp 10.000. Mau lapor rasanya cuma Rp 10.000, tapi ini salah loh. Ada namanya NISN (Nomor Induk Siswa Nasional), ada saja yang mempratikkan bayar Rp 10.000 kalau mau dapat NISN," tutur Anies.
Anies berharap masyarakat tidak mendiamkan pungutan liar berapapun nilainya. Masyarakat dapat melapor melalui pesan singkat ke nomor 0811976929 atau melalui laman laporpungli.kemdikbud.go.id. (kompas.com)
Demikian info guru mengabarkan. Mudah-mudahan bermanfaat. Terima kasih telah singgah.
Dengan kemeja putih dibalut rompi warna hitam, Anies bertemu masyarakat yang melintas di sekitar di Bundaran Patung Kuda.
Anies menyapa anak-anak hingga orangtua. Kepada orangtua, Anies mengingatkan untuk mengantarkan anak pada hari pertama sekolah, Senin besok.
"Iya Pak siap saya antar," kata seorang ibu.
Anies mengatakan, mengantarkan anak pada hari pertama sekolah penting dilakukan. Menurut dia, orangtua tidak hanya mengantarkan anak sampai depan pintu gerbang. Namun, orangtua perlu bertemu dengan para guru atau wali kelas.
Anis menambahkan, pihaknya telah memberikan penjelasan kepada para guru apa saja yang perlu dilakukan saat bertemu orangtua siswa. Ia berharap ada interaksi antara guru dan orangtua.
"Karena kita tahu pendidikan Itu kolaborasi antara pendidik di rumah dan pendidik di sekolah. Kolaborasi hanya bisa terjadi jika ada komunikasi," ucap Anies.
Anies bersyukur setiap tahun dirinya dapat mengantarkan anaknya ke sekolah. Anies dan istrinya membagi tugas mengantarkan ketiga anak mereka ke sekolah.
"Alhamdullilah saya setiap tahun mengantarkan anak ke sekolah. Mikail Azizi masuk SMA, Kaisar Hakam naik kelas 6 SD, Ismail Hakim naik kelas 2 SD. Karena ada tiga, kita sebar nanti mengantarkannya," kata Anies.
Anies mengaku memilih sekolah anaknya yang dekat dengan tempatnya bekerja sehingga bisa mengatakan anaknya ke sekolah lebih dulu. Usai sekolah, sang anak akan datang ke kantor Anies dan pulang bersama.
"Kadang-kadang gurunya kikuk. Saya datang sebagai orangtua bukan sebagai menteri pendidikan, tugas saya sebagai ayah," ucap Anies.
Anies menegaskan bahwa imbauan mengantar anak ke sekolah merupakan bentuk kehadiran negara di sekolah sesuai program Nawacita.
Selain itu, Anies kembali mengingatkan larangan perpeloncoan kepada murid baru.
"Anak dititipkan ke sekolah untuk dididik. Bukan untuk ditindas, bukan untuk dipermainkan," kata Anies.
Laporkan pungli
Dalam kesempatan itu, Anies juga menyesalkan masih adanya pungutan liar yang terjadi di sekolah. Walau telah diawasi, pungutan liar seringkali terjadi di bawah tangan.
Dengan jumlah pungutan yang relatif kecil, masyarakat seringkali menganggap hal yang biasa. Dampaknya, masyarakat malas untuk melaporkan.
"Misalnya mau ambil rapor bayar Rp 10.000. Mau lapor rasanya cuma Rp 10.000, tapi ini salah loh. Ada namanya NISN (Nomor Induk Siswa Nasional), ada saja yang mempratikkan bayar Rp 10.000 kalau mau dapat NISN," tutur Anies.
Anies berharap masyarakat tidak mendiamkan pungutan liar berapapun nilainya. Masyarakat dapat melapor melalui pesan singkat ke nomor 0811976929 atau melalui laman laporpungli.kemdikbud.go.id. (kompas.com)
Demikian info guru mengabarkan. Mudah-mudahan bermanfaat. Terima kasih telah singgah.
0 Response to "Anies Minta Orangtua Temui Guru, Tak Hanya Antar Anak ke Depan Gerbang Sekolah"
Posting Komentar